Night Diamond Bloody Red - Busy

Sabtu, 11 Mei 2013

Bagaimana Memilih Pengaturan Shutter Speed Ideal

Tips Fotografi - Dalam menghasilkan foto yang bagus tidak hanya selalu tentang memiliki dan menggunakan kamera atau perangkat fotografi yang mahal. Mengerti tentang Shutter Speed dan memahami bagaimana dampaknya pada hasil foto kalian merupakan hal yang sangat penting.
New Camera day 25 A swimmers adventure in shutter speed

Apa itu Shutter Speed?

Cara paling mudah untuk mendeskripsikan Shutter Speed adalah rentang waktu atau lamanya shutter dalam kamera terbuka. Pada era fotografi film, shutter bisa diartikan sebagai rentang waktu film mengekspose adegan atau scene yang sedang dipotret. Pada era fotografi digital, Shutter Speed berarti berapa lamanya sensor gambar kamera 'Melihat' sebuah adegan atau pemandangan yang sedang dipotret.

Shutter Speed yang Berbeda

Tujuan penggunaan Shutter Speed bisa beragam untuk tujuan yang berbeda. Shutter Speed diukur dalam satuan detik (per detik), kecepatan dilambangkan dengan bilangan pecahan biasa seperti 1/1000 atau 1/50. Sobat bisa melihat dengan jelas, bahwa semakin besar penyebut maka semakin besar kecepatannya. kecepatan rata-rata ideal ketika memotret biasanya 1/60, dan memotret menggunakan kecepatan yang lebih rendah dari itu tanpa bantuan tripod atau penyangga akan terasa sulit karena kemungkinan besar akan menghasilkan foto yang blur.
Pengaturan Shutter Speed yang umum ada di kamera digital biasnya adalah 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, dan seterusnya, bahkan sudah banyak kamera yang memberikan pilihan pengukuran shutter speed dalam satuan detik penuh (bukan pecahan) seperti 1 detik, 2 detik, 10 detik, dan seterusnya. Satuan Detik ini akan sangat berguna pada bidang low-light photography atau ketika Sobat mencobat untuk menangkap obyek gerak.
Banyak fotografer yang menggunakan Shutter Speed lebih lambat dari 1/60 detik dan hal ini berarti semua foto mereka menjadi blur. Untuk hasil yang terbaik dalam penggunaan Shutter Speed lambat maka Sobat seharusnya menggunakan sebuah Tripod sehingga kondisi kamera bisa stabil dan tidak akan terjadi goncangan pada saat memotret.

Memilih Shutter Speed yang Ideal

Setelah membaca ulasan diatas dan artikel sebelumnya tentang mengenal Shutter Speed dalam fotografi, sekarang Sobat sedikit banyak telah mengetahui detil teknisnya, tetapi pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana sobat memilih Shutter Speed yang tepat untuk menghasilkan foto yang sempurna? Sebagai gambaran, kebutuhan Shutter Speed pada wedding photography akan sangat berbeda dengan memotret event olah raga.
Pertimbangan yang sangat penting ketika memilih Shutter Speed yang tepat adalah gerakan. Seberapa banyak gerakan yang ingin Sobat rekam? Apakah Sobat ingin 'freeze' sebuah gerakan guna mendapatkan foto yang bersih tanpa blur? maka, Sobat perlu menggunakan Shutter Speed cepat, hal ini akan bisa menangkap momen sebelum bergerak menghilang. Atau Sobat ingin menambahkan nuansa blur yang berasal dari obyek gerak? Shutter Speed lambat bisa digunakan untuk mendapatkan foto tersebut.
Menentukan kecepatan atau bilangan pada pengaturan Shutter Speed akan tergantung pada bagaimana tingkat "Freeze" atau "Blur" yang Sobat inginkan di dalam foto, dan tentunya sedikit "trial & error" adalah cara yang tepat untuk menguasai penentuan Shutter Speed ini.

Perhatikan Focal Length

Focal Length dari lensa Sobat pastinya memberi kontribusi pada tingkat getaran kamera, kecuali lensa telah memiliki fitur stabilisasi, maka dari itu Sobat setidaknya harus mempertimbangkan Shutter Speed tergantung pada focal length juga. Untuk focal length yang lebih panjang, maka Sobat akan memerlukan Shutter Speed yang lebih cepat juga. Pada kondisi tanpa fitur 'Image Stabilisation', dianjurkan untuk menggunakan penyebut atau denominator kecepatan yang lebih besar dari panjang focal length. Jadi untuk lensa 200mm, maka kecepatan ideal akan berkisar pada 1/250 untuk menghindari shake atau blur sehingga hasil bisa maksimal
Lanjut Membaca »

Memulai Dunia Model dan Fashion Photography

Fashion Photography - Artikel InFotografi kali ini akan berisi beberapa sumber serta langkah-langkah sederhana yang bisa membantu Sobat memasuki dunia fotografi modelling serta fashion. Sobat InFotografi pasti sudah pernah membaca artikel yang lalu tentang 'Peran Sosial Media Bagi Bisnis Fotografi' kan? Nah untuk sukses di setiap jenis fotografi termasuk modelling dan fashion, tentu perlu jaringan pertemanan atau networking.

Langkah 1: Sobat harus segera memulainya si suatu tempat.

Kalau boleh jujur, pada kenyataannya tidak ada agensi model yang tergerak untuk menyewa kalian, jika tidak memiliki portofolio sama sekali tentang bidang fotografi ini. Sobat harus segera memulainya di suatu tempat, temui rekan atau kolega yang sering berkutat di dunia modelling dan minta tolong kepada mereka untuk menyediakan beberapa sesi pemotretan model, latihlah kemampuan fotografi kalian bersama dengan mereka. Sobat mungkin pada awalnya akan melewati banyak pemotretan secara gratis buat mereka, tetapi jangan berpikir komersial terlebih dahulu, fokuslah pada bagaimana menghasilkan hasil foto yang bagus sesegera mungkin, percayalah kerja keras Sobat akan terbayar pada tahap ini. Jika teman kalian senang atas hasil karya tersebut, tentunya mereka akan menunjukkan kepada teman-teman mereka yang lain dan pasanglah foto-foto tersebut ke berbagai sosial media seperti Facebook, Twitter, dan lain-lain

Langkah 2: Mulailah bekerja dengan model yang sebenarnya

Setelah bekerja sama dengan teman Kamu seperti pada langkah pertama, saat ini setidaknya kalian sudah memiliki beberapa foto yang Anda sukai, sekarang waktunya melangkah setapak lebih jauh dengan bekerja sama dengan para desainer dan model yang sebenarnya.

Salah satu cara paling mudah untuk menemukan mereka, adalah dengan mencari referensi di Model Mayhem. Model Mayhem merupakan sebuah sosial media yang diperuntukan bagi model, fotografer, make up artis, desainer fashion serta agensi. Setiap pengguna memiliki semacam halaman profile pekerjaan mereka, dan tentunya Sobat akan dengan mudah mencari model dan desainer di dekat dengan area kalian. Buatlah sebuah profile dan masukkan hanya foto-foto kalian yang terbaik. Model, agensi mungkin akan mengirimkan 'Casting-Call' yang bisa kalian respon, dan bahkan Sobat bisa mengirimkan 'Casting-call' untuk mencari orang yang kalian butuhkan di dekat Area tinggal.

Ada banyak skill atau kemampuan fotografi di situs tersebut, jadi jika Sobat masih belajar maka kalian bisa bekerja sama dengan orang yang baru dalam 'industri' ini. Semua biaya serta harga yang ada adalah tergantung pada tingkat kemampuan serta portofolio. Beberapa model akan mengenakan biaya untuk memotretnya, beberapa fotografer akan mengenakan biaya juga bagi model serta desainer, dan bisa jadi akan terjadi pertukaran jasa atau barter. Temukan model di dekat Area kalian dan bekerja samalah dengan mereka. Gunakan situs ini untuk membangun sebuah jaringan pertemanan, karena dengan mendapatkan perhatian dari model, desainer serta agensi lain akan membantu kalian, dan itu yang benar-benar kalian butuhkan.

Cara lain untuk menemukan 'hasil' kerja yang sebenarnya adalah melalui kerja sama dengan distro, butik atau toko pakaian lokal di kota kalian. Banyak sekali distro-distro kecil yang memiliki desain pakaian sendiri, atau memanfaatkan supplier yang tidak memiliki foto-foto untuk promosi atau foto produk. Hal diatas merupakan cara yang baik untuk memasuki dunia fotografi model. karena perusahaan pakaian selalu menginginkan produk mereka tampak bagus dengan foto-foto yang kalian hasilkan. Seberapa kecilnya distro pakaian tersebut bukanlah menjadi masalah bagi Sobat untuk memulai, yang harus kalian pikirkan adalah, ini adalah tentang foto-foto yang akan Sobat hasilkan dan akan jadi referensi untuk distro-distro pakaian selanjutnya.

Langkah 3: Jadikan Portofolio dan Anda untuk mudah ditemukan

Setelah memiliki portofolio yang sekiranya bisa menjual dan Sobat telah bekerja sama dengan beberapa model serta desainer, segera kalian akan menyadari orang-orang akan menghampiri. Seperti semua yang terjadi di segala hal, ketika seseorang melihat bahwa teman atau rekan mereka memiliki sesuatu yang menarik, maka Dia juga menginginkannya. Ketika seseorang yang Sobat ajak kerjasama memasang foto tersebut di sosial media, maka teman-teman mereka di industri yang sama kemungkinan besar ingin juga bekerja sama dengan kalian juga. Pastikan juga orang-orang yang ingin bekerja sama dengan kalian bisa dengan mudah menemukan Sobat serta portofoliomu dengan menggunakan website, facebook, twitter, dan lain-lain. 

Langkah 4: Jangan berhenti!

Sekarang Sobat telah memiliki portofolio yang bagus, model serta desainer yang ingin bekerja sama dengan kalian serta jaringan pertemanan di dalam industri yang sama. Dari sini kalian bisa memutuskan apakah akan bekerja sebagai freelance atau memasukkan portofoliomu ke agensi, desainer, studio, dan lainnya. Apapun langkah kalian, usahakannya tetap memotret. Portofolio yang stagnan pasti tidak menarik bagi siapapun juga, teruslah berkembang seiring dengan memperluas jaringan industri kalian.

SEMOGA SUKSES!
Lanjut Membaca »

Langkah Awal Bagi Fotografer Pemula

Fotografer Pemula - Sebagai seorang fotografer pemula atau baru belajar tentang dunia fotografi, artikel kali ini cocok untuk dibaca. Kami akan mengulas beberapa gagasan yang bisa membantu kalian dalam proses menjadi seorang fotografer.
Fotografer Pemula
Copyright: Danakore

1. Jangan tergesa-gesa membeli perangkat fotografi yang mahal

Kemungkinan untuk menghasilkan foto yang baik dengan menggunakan kamera yang murah seperti kamera saku sangat mungkin terjadi, jika tidak percaya lihat lah hasil-hasil foto berikut ini menggunakan kamera saku. Semakin banyak Sobat mengambil foto, maka kalian akan semakin mengerti tentang kebutuhan kamera ketika akan melakukan upgrade perangkat fotografi.

2. Pertimbangkan membeli Tripod

Tripod yang tidak terlalu mahal dan kokoh kiranya layak untuk dipertimbangkan, terutama jika Sobat memiliki kecenderungan tangan yang bergetar, kalian akan terkejut dan puas ketika melihat hasil jepretan dengan menggunakan Tripod. jika ingin foto lebih stabil lagi, kalian bisa menggunakan fitur timer atau shutter release ketika menggunakan Tripod.

3. Bawa kamera kalian kemanapun pergi

Peluang foto yang bagus sering kali datang ketika sobat tidak menyadari atau mengharapkannya, dan jika kalian bisa menyederhanakan perangkat kamera kalian, seperti membawa hanya tas kamera serta tripod maka bawalah perangkat tersebut kemana kalian pergi, dan tentunya kalian tidak akan menyesal ketika tiba-tiba mendapatkan peluang foto yang jarang sekali terjadi. Jika Sobat memiliki handphone yang memiliki fitur kamera, maka gunakan untuk mengambil gambar sebagai 'note' untuk pemandangan itu, dan sobat bisa kembali dengan membawa kamera yang sebenarnya.

4. Buatlah daftar foto yang ingin Sobat ambil

Jika sobat tidak bisa membawa serta kamera kalian, maka setidaknya tetaplah membawa buku saku dan selalu mencatat tempat-tempat yang sobat ingin kembali untuk memotret tempat tersebut. pastikan sobat mencatat setiap detil yang penting, seperti pencahayaan, sehingga sobat bisa kembali ketempat tersebut di waktu yang sama atau pada saat cuaca yang tepat. Jika sobat tidak ingin membawa buku saku, maka kalian bisa mengirimkan catatan via email lewat handphone,

5. Jangan mengabaikan subyek yang 'biasa' dalam fotografi

Sobat mungkin tidak melihat sesuatu yang menarik dan layak dipotret di kamar tamu atau halaman belakang, tetapi setidaknya cobalah melihat sekeliling dengan sudut pandang yang baru. Sobat mungkin bisa menemukan spektrum cahaya atau beberapa bunga liar di halaman belakang rumah kalian, seringkali sebuah obyek sederhana bisa menciptakan foto yang bagus.

6. Nikmatilah proses belajar fotografi

Hal yang paling menarik mempelajari sebuah hobi seperti fotografi, adalah tidak ada kata cukup dalam mempelajarinya. Sumber inspirasi banyak sekali bisa ditemukan disekeliling kalian. Lihatlah semua hal tersebut menggunakan mata seorang fotografer dan Sobat akan menemukan peluang foto yang tidak kalian sadari sebelumnya.

7. Manfaatkan Sumber online belajar fotografi gratis

Pelajari foto-foto yang dihasilkan oleh fotografer profesional melalui situs seperti flickr, atau website yang berbagi informasi tentang teknik fotografi seperti InFotografi, disana bisa kalian temukan inspirasi dan tips tentang dunia fotografi. Jika Sobat tertarik untuk belajar mengenai post-processing dan masih belum ada anggaran biaya untuk membeli software seperti Adobe Photoshop, cobalah gunakan software free seperti GIMP

8. Terus melakukan uji coba pada pengaturan kamera

Kamera saku yang Sobat miliki bisa jadi memiliki fitur yang jauh lebih fleksibel dari yang kalian ketahui sekarang. Bacalah buku petunjuk atau manual untuk bantuan mengartikan simbol-simbol yang ada dalam pengaturan kamera. Cobalah memotret satu subyek dengan menggunakan pengaturan yang berbeda, lihat dan pelajari serta  pilihlah hasil mana yang paling kalian sukai. Ketika me-review ulang foto-foto tersebut pada komputer, coba lihat EXIF data setiap foto untuk melihat kembali pengaturan kamera yang kalian gunakan saat memotret.

9. Pelajari aturan-aturan dasar

Seperti yang kita ketahui, banyak sekali informasi tentang dunia fotografi tersebar secara online di internet. Mulailah dengan beberapa artikel tentang komposisi. Terbukalah pada pendapat - pendapat dari fotografer yang lebih berpengalaman mengenai teknik fotografi yang mereka gunakan. Sobat tentunya harus mengetahui dan memahami aturan dasar sebelum melanggarnya bukan?

10. Memotretlah secara rutin

Cobalah memotret sesuatu setiap hari, jika Sobat tidak bisa melakukannya, maka pastikan kalian berlatih secara rutin sehingga Sobat tidak lupa apa yang telah kalian pelajari sebelumnya. Cara yang paling baik melakukan ini adalah memberikan pada diri sendiri sebuah tantangan fotografi setiap minggunya.

11. Jangan takut untuk bereksperimen

Jika Sobat menggunakan kamera digital, lakukan uji coba secara terus menerus dan kemungkinan besar kalian akan menemukan sesuatu yang sangat kalian sukai, dan tentunya kalian akan belajar banyak melalui proses belajar ini.
Selamat Mencoba!!
Lanjut Membaca »

Bercerita Lewat Fotografi


Teknik Fotografi - Pastinya ada banyak sekali alasan kenapa Kita mencintai fotografi, dan alasan yang paling sederhana adalah karena sebuah foto atau foto berseri yang memiliki cerita pada saat kita melihatnya. Selama berabad-abad orang-orang berkumpul di sekitar api unggun, alun-alun tengah kota, makan bersama dan menceritakan kisah mereka masing-masing, dan ini sudah menjadi sebuah kebiasaan bahkan kebudayaan yang sering dilakukan. Sekarang sedikit banyaknya hal tersebut mulai bergeser, banyak orang-orang tua yang mengeluh bahwa seni bercerita telah hilang seiring dengan berkembangnya teknologi.

Story without words

Ilustrasi diatas memang ada benarnya, tetapi kemungkinan juga hanya cara kita bercerita telah berubah. Salah satu media untuk bercerita pada era sekarang adalah lewat fotografi digital. Sebuah foto memiliki kemampuan untuk menunjukkan emosi, gairah, narasi, gagasan serta pesan, dan semua itu adalah elemen-elemen penting dari aktifitas "bercerita". Tentu saja menceritakan sebuah kisah bukanlah suatu hal yang terjadi begitu saja. Seorang pencerita atau pendongeng yang baik pasti telah belajar bagaimana bercerita dan mengaplikasikan keahlian mereka. Berikut ini adalah beberapa tips bercerita lewat fotografi.

Cerita Pendek

Cerita datang di semua bentuk serta ukuran. Beberapa adalah cerita panjang (novel sampai trilogi) tetapi lainnya bisa merupakan cerita pendek, jika kita melihat dari sudut pandang fotografi bisa jadi itu merupakan satu atau dua foto yang bisa bercerita. Kebanyakan fotografi surat kabar cocok dalam kategori foto cerita, dimana satu foto menggambarkan esensi dari sebuah cerita yang disertakan dalam surat kabar tersebut. Dalam surat kabar tidak memiliki beberapa frame eksklusif yang berisi perkenalan, ulasan, serta kesimpulan, jadi surat kabar hampir selalu berusaha menceritakan kisah tentang satu aktifitas daripada cerita atau event yang panjang.
Urban Black & White Street Photography
Foto yang bisa bercerita memerlukan sesuatu yang unik untuk menarik perhatian orang. Mereka biasanya memiliki focal point yang secara narasi atau visual mengarahkan orang ke dalam foto tersebut. Foto yang berisi cerita pendek kebanyakan membawa penikmat foto agar bertanya-tanya dan berpikir tentang apa yang mereka lihat, bukan karena mereka tidak mengerti, melainkan karena timbul sebuah intrik dan membayangkan apa yang terjadi di balik foto tersebut, dan menerka-nerka adegan-adegan berikutnya setelah gambar tersebut diambil.

Ciptakan Hubungan

Ketika bercerita melalui satu gambar atau foto pertimbangkan untuk memasukkan lebih dari satu orang ke dalam frame, melakukan ini berarti Anda memasukkan unsur "relasi" ke dalam foto, dimana akan menumbuhkan pengalaman visual orang yang melihat foto. Perlu diingat, berhati-hatilah melakukan framing terhadap orang kedua dari foto Anda bisa menambah cerita yang Anda coba ceritakan. Meninggalkan bukti orang kedua yang tak terlihat dalam foto bisa menimbulkan pertanyaan  pada benak orang yang melihat foto Anda (Contoh: sebuah foto seseorang yang sendirian di meja dengan Dua gelas kopi di depannya, atau foto seseorang yang seolah-olah berbicara pada orang yang tak terlihat). Elemen yang tidak terlihat bisa merubah cerita cukup signifikan.

Berpikirlah Tentang Konteks

Apa yang terjadi di sekitar subyek? Apa yang ada pada background? Apa yang diceritakan elemen lain dalam foto tentang subyek utama dan apa yang terjadi dalam hidup mereka? Tentu Anda tidak ingin terlalu melakukan skenario pada background Anda, melakukannya akan mengakibatkan foto Anda menjadi klise.

Cerita Dengan Foto Berseri

Salah satu kesalahan yang biasa ditemukan pada seorang fotografer pemula, adalah mereka cenderung berusaha menempatkan setiap elemen cerita ke dalam setiap foto yang diambil. Hal ini akan menghasilkan foto bisa dikatakan 'sedikit kacau' dimana di dalam foto tersebut ada banyak focal point dan itu akan membingungkan orang yang melihatnya. Salah satu cara yang bisa menghindari hal ini dan tetap bertujuan menyampaikan sebuah cerita adalah dengan mengambil foto berseri, dengan artian apa yang Anda lakukan adalah membuat semacam film dengan menggunakan foto Anda. Seperti yang kita ketahui sebuah film adalah ribuan foto yang berurutan dan berjalan bersamaan untuk menyampaikan sebuah cerita.
Foto berseri yang digunakan untuk menyampaikan cerita bisa dalam berbagai bentuk, termasuk dua atau tiga foto yang diatur sedemikian rupa dalam sebuah frame atau kolase berisi ratusan foto yang diatur dalam sebuah album. Foto berseri yang bisa mudah ditemukan dan sangat familiar adalah aktifitas fotografi yang Kita lakukan pada saat liburan. Sadar atau tidak, foto berseri tersebut merupakan dokumentasi dari pengalaman kita berlibur selama beberapa hari atau minggu, bahkan bulan. foto berseri yang lain adalah foto pernikahan, pesta, konferens, dan lain-lain.

Struktur

Saya tidak mempelajari secara khusus tentang apa itu seni bercerita, tetapi bukankah sejak duduk di bangku sekolah Kita mempelajari bagaimana berkreasi dengan tulisan? dan sebuah cerita yang bagus tidak muncul begitu saja, mereka butuh perencanaan dan terstruktur. Sebelum mememulai dunia fotografi, cerita Anda tergantung dari tipe foto yang ingin diceritakan. Cerita-cerita dasar biasanya akan terdapat elemen-elemen seperti perkenalan, plot/body dan kesimpulan
1. Perkenalan/Introduksi - Foto yang menempatkan gambar ke dalam konteks. Foto ini memperkenalkan carakter penting yang ada di dalamnya, berikan informasi tentang dimana tempat kejadian terjadi, berikan tone agar foto bisa bercerita dan menginformasikan tema cerita yang berliku. Sesi perkenalan dibutuhkan untuk menuntun penikmat foto ke dalam badan cerita, jika Anda pernah membaca sebuah novel, seringkali beberapa paragraf pertama sangat menentukan apakah orang akan membeli serta membaca sampai habis novel itu atau tidak. Hal yang sama juga berlaku  pada cerita berbentuk visual. Foto perkenalan/introduksi akan memberikan suatu alasan pada orang untuk melihat lebih dalam lagi. Seperti pada album foto travelling, foto-foto awalnya akan memperlihatkan seseorang yang lagi berkemas, sertakan foto close up peta tujuan atau tiket untuk memperkuat cerita yang ingin disampaikan.
2. Plot - Cerita yang baik adalah lebih dari kata-kata kosong. Mereka seharusnya berisi gagasan, perasaan, pengalaman dan lain-lain pada tingkat yang lebih dalam. Foto yang berisi plot cerita mungkin akan berisi cerita yang lebih dominan, mereka menunjukkan apa yang sedang terjadi tetapi tetap berisi tema dan gagasan. berikut ini merupakan beberapa contoh tema foto cerita:
  • Tema visual: Warna serta bentuk yang sering muncul, sebagai contoh album yang berisi foto-foto bangunan dengan bentuk hampir sama serta laut yang biru. Foto-foto seperti itu akan memunculkan karakter yang sangat kuat. 
  • Tema style: gaya serta teknik fotografi yang berulang, contohnya ketika Anda berlibur di suatu tempat wisata, cobalah untuk memotret foto makro bunga-bunga secara berseri, dan ketika teman Anda melihat koleksi foto tersebut, dia akan menemukan koleksi foto bunga-bunga dari tempat yang berbeda.
  • Tema lokasi: Memotret jenis tempat yang mirip atau sama, contoh: memotret tempat dengan background dan aktifitas yang sama, seperti pasar tradisional di berbagai daerah. Anda akan menemukan keunikan dari kemiripan serta perbedaan diantara pasar-pasar tradisional tersebut.
  • Tema Relasi/Hubungan : Memotret dengan fokus ke seseorang. Mencoba menangkap cerita suasana hati dari seseorang yang dekat dengan kita atau bisa juga dokumentasi hubungan personal teman-teman kita, saudara, pasangan, dan lain-lain.

Sebuah foto seri yang bercerita bisa terbentuk dari satu atau lebih tema. Tidak semua foto travelling akan muat dengan hanya satu tema, tetapi ketika Anda berusaha mewujudkannya dan berhasil, semua pasti akan terbayar lunas. Terkadang tema foto akan muncul ketika Anda sedang berada di dalam aktifitas fotografi itu, seperti ketika muncul ide baru ketika berada dalam perjalanan travelling. Tetapi banyak juga yang memang harus dipertimbangkan serta dipersiapkan. Seperti contoh diatas, dimana tema 'pasar' serta 'bunga' merupakan sebuah tema yang harus di pertimbangkan sebelum melakukan perjalanan. Rencanakan sebuah tema dan carilah tempat untuk mewujudkan foto-foto Anda.
Beberapa fotografer bahkan menuliskan sendiri daftar foto yang harus mereka ambil (foto pernikahan), dan yang lain hanya sekedar mengingat-ingat daftar itu di pikiran mereka. Kebanyakan fotografer yang baik adalah mereka yang memiliki kemampuan tidak hanya memotret secara spontan, tetapi juga merencanakan serta mewujudkan foto-foto dalam sebuah tema fotografi.
3. Kesimpulan - Pencerita yang baik selalu memperhatikan bagaimana cerita tersebut berakhir. Kesan akhir sangat diperhitungkan dan pastinya mempertimbangkan foto akhir/penutup akan sangat menentukan kesan dari penikmat foto Anda. Anda hendaknya membuat cerita tersebut singkat dan rapi, dan cerita yang bagus terkadang membuat orang penasaran, tetapi pertimbangkan juga bagaimana jalannya akhir cerita. Sebagai contoh pada album foto travelling, sertakan foto atau gambar matahari tenggelam di waktu senja, atau foto air port, pesawat terbang, makan malam terakhir liburan, dan lain-lain

Editing

Seperti pada novel, sebelum terbit mereka selalu melewati tahap yang dinamakan editing. Novel tersebut dikaji ulang dan di edit sampai ke dalam bentuk yang siap jual. Hal ini berlaku juga pada fotografi yang bercerita, editing dilakukan dari satu foto seperti cropping, sharpening, color enhancement, dan lain-lain sampek ke presentasi foto secara berseri. Ketika menyusun dan mepresentasikan foto berseri, pemilihan foto merupakan pertimbangan yang sangat penting. Pisahkan foto yang bercerita dan foto orang terdekat dalam album yang terpisah.
Lanjut Membaca »

Bagaimana Menciptakan Foto Siluet


Teknik Fotografi - Pada artikel-artikel terdahulu, biasanya Kami selalu menganjurkan penggunaan flash pada saat memotret berlawanan dengan cahaya matahari guna memberikan cahaya yang cukup serta mengangkat struktur obyek foto, tetapi ada saat dimana membuat obyek foto tanpa detail sama sekali dan terlihat seperti hanya garis dengan latar belakang terang, dengan kata lain memotret siluet. Siluet merupakan suatu cara terbaik dalam menghasilkan foto yang mengandung drama, misteri, emosi, dan suasana pada penikmat foto Anda, dan seringkali menjadi foto yang paling menonjol dalam album foto karena kombinasi kesederhanaan, dan cerita yang disampaikan. Banyak fotografer yang menyukai foto siluet, karena foto itu tidak menggambarkan foto yang jelas tetapi hanya menggambarkan semacam imajinasi.

DSC_3603 f
Tips atau strategi dasar untuk mendapatkan foto siluet adalah dengan menempatkan subyek atau bentuk yang ingin di "black-out" di depan sebuah sumber cahaya dan kemudian paksa kamera mengatur eksposure berdasarkan pada bagian terang / background bukan pada subyek utama foto. Dengan melakuan teknik fotografi diatas, akan menyebabkan subyek under-exposed (sangat gelap dan hitam).
Ada banyak sekali deskripsi teknik yang ada tentang bagaimana membuat foto siluet yang benar, tetapi cobalah baca ulasan dibawah ini tentang beberapa langkah awal untuk mendapatkan foto siluet. Pada dasarnya apa yang coba di ulas adalah bagaimana membuat kamera berpikir bahwa bagian yang paling terang adalah Point-of-Interest yang Anda inginkan.

  1. Pilihlah obyek yang kuatHampir semua obyek bisa dipergunakan sebagai foto siluet, tetapi beberapa lebih baik dari lainnya. Pilihlah obyek yang berkarakter kuat serta bentuknya mudah dikenali, itu akan membuat lebih menarik dalam bentuk dua dimensi dan membuat orang yang melihat foto lebih lama mendalami foto siluet Anda. Foto siluet tidak bisa menggambarkan warna, tekstur, dan tone subyek foto Anda, jadi bentuk memang harus menjadi ciri khas obyek.
  2. Matikan FlashMode pengaturan kamera otomatis pasti akan mengacaukan foto siluet yang akan Anda buat. Kamera dengan otomatis akan menambahkan flash pada obyek yang gelap dan tidak terkena cahaya. Rubah setting kamera ke manual, atau matikan flash Anda untuk mendapatkan foto siluet yang bagus (tetapi ada juga beberapa foto siluet yang menggunakan flash). 
  3. Pastikan cahaya dengan benar - Pada saat mengatur cahaya bagi subyek, Anda harus melupakan banyak sekali ilmu yang telah dipelajari di dunia fotografi umumnya, dan berpikirlah sedikit kebelakang. Dalam foto siluet Anda harus memastikan ada cukup cahaya bersinar di belakang obyek foto, dan bukan di depannya, dengan kata lain cahaya tersebut digunakan untuk menerangi bagian belakang obyek, dan bukan dari depan. Sebagai contoh foto siluet adalah menempatkan subyek foto di depan matahari terbit atau tenggelam, tetapi bisa juga Anda menggunakan sumber cahaya lain yang terang untuk mendapatkan foto siluet. 
  4. Framing - Lakukan framing pada jepretan Anda dengan menempatkannya di depan view yang menarik, tetapi dengan background yang terang. Background yang menarik bisa berupa langit tanpa awan yang cerah dengan pengaturan matahari. Posisikan cahaya paling terang di belakang subyek sehingga terkesan Anda sedang menyembunyikan sumber cahaya tersebut. 
  5. Buatlah bentuk siluet terpisah dan rapiJika terdapat lebih dari satu bentuk atau obyek di dalam gambar siluet yang ingin Anda tangkap, cobalah untuk memisahkan mereka, sebagai contoh: jika Anda ingin menangkap siluet sebuah pohon dan seorang anak kecil, maka jangan menempatkan anak kecil tersebut di depan pohon atau bahkan bersandar di bahwa pohon, hal ini akan menyatukan bayangan serta bentuk mereka dan berdampak penikmat foto akan sedikit kebingungan tentang bentuk apa itu sebenarnya. Ketika melakukan framing, mungkin Anda ingin memotret bentuk serta profil seseorang, untuk melakukan hal itu Anda harus lebih menonjolkan bentuk wajah mereka dari samping (hidung, mulut, mata) uraikan garis wajah mereka sehingga penikmat akan bisa mengenali wajah siapa yang Anda potret. 
  6. Mode Otomatis - Kamera kebanyakan sekarang ini memilki metering otomatis dimana mereka memiliki "sense" yang bagus untuk meng-ekspose sebuah foto sehingga semua elemen bisa terkena cahaya cukup. Permasalahannya adalah ketika kamera cukup pintar untuk melakukannya, maka pasti akan lebih memilih memberikan cahaya daripada membiarkan elemen tersebut "under-expose", dan Anda tidak akan mendapatkan foto siluet yang diinginkan, jadi Anda harus sedikit melakukan trik. Kamera kebanyakan bekerja dan mengukur tingkat eksposure secara otomatis pada saat tombol shutter ditekan setengah, dan itu berarti pada saat mencari auto fokus. Arahkan kamera pada titik paling terang pada gambar Anda dan kemudian tekan tomboh shutter separuh dan jangan lepaskan, kemudian rubah arah kamera kembali ke frame pada subyek foto Anda dan tekan tombol shutter sepenuhnya. Teknik foto siluet ini bisa bekerja pada kamera kebanyakan DSLR. Teknik ini bisa berarti menipu kamera Anda dengan pemikiran bahwa bagian paling terang pada gambar merupakan mid-tone jadi semua yang lebih gelap darinya akan dianggap sebagai bayangan gelap. Beberapa digital kamera juga memiliki pengaturan metering spot dan centered, gunakan pengaturan metering tersebut, dan itu akan membantu Anda dalam mengaplikasikan teknik diatas. 
  7. Mode Manual - Jika teknik dengan menggunakan mode otomatis tidak berhasil, dan kamera digital Anda mendukung fitur pengaturan eksposure secara manual atau exposure compensation, maka cobalah bereksperimen dengan fitur tersebut. Keindahan fotografi digital adalah Anda bisa melakukan eksperimen serta ujicoba pada sebuah bidang fotografi sampai mendapatkan hasil yang sempurna. Sebuah cara yang paling sederhana dengan menggunakan mode manual adalah memulai dengan melihat shutter-speed serta aperture yang disarankan oleh mode otomatis kamera. Jika pada auto mode subyek didapati terlalu terang dan Anda ingin lebih gelap, turunkan shutter speed sebanyak satu atau dua stop dan lihat bagaimana dampaknya. Anda juga bisa menggunakan teknik 'bracketing' untuk mendapatkan beberapa foto dengan tingkat exposure yang berbeda. 
  8. Focus - Pada kebanyakan kasus, Anda tentu ingin subyek yang disiluetkan adalah fokus dari keseluruhan foto, jika demikian maka teknik atau proses yang diuraikan pada nomor 4 akan menjadi sedikit kompleks dimana Anda mendapatkan siluet dengan mengarahkan kamera ke titik paling terang, dan kemudian mengarahkan ke subyek. fokus akan berada pada titik paling terang pertama kali kamera diarahkan. Untuk menyiasati hal ini Anda bisa menggunakan Dua strategi, pertama jika kamera Anda memiliki fokus manual cobalah menggunakan prefokus sebelum melakukan metering. Cara yang kedua adalah menggunakan aperture untuk memaksimalkan depth-of-field (semua elemen foto akan lebih terfokus). Aturlah pada aperture terkecil (bilangan besar) untuk meningkatkan depth-of-field, hal ini berarti Anda akan mendapatkan foreground dan background yang detil.
Family is a heaven in a heartless world
Tips foto siluet: Selain model foto siluet yang memiliki karakter subyek tajam serta bewarna hitam solid, pertimbangkan juga jenis siluet parsial, dimana detail subyek foto sedikit diangkat. Terkadang sedikit sentuhan cahaya pada subyek akan membuat hasil siluet sedikit memilik dimensi dan terasa nyata. Pergunakan teknik bracketing untuk mendapatkan siluet parsial ini.
Lanjut Membaca »

Mengenal ISO Dalam Dunia Fotografi

Apa itu ISO?

Teknik Fotografi - Dalam fotografi tradisional atau film ISO atau ASA bisa diartikan sebagai seberapa sensitif-kah sebuah film terhadap cahaya. Parameter ISO diukur dengan menggunakan angka, mungkin Anda pernah melihat pada film tertera angka 100, 200, 400, 800, dan lain-lain. Semakin rendah angka atau jumlah ISO yang tertera berarti semakin rendah juga sensitifitas film dan lebih halus juga grain atau noise yang dihasilkan oleh film tersebut.

Sony NEX-5N ISO comparison


Dalam fotografi digital sekarang ini ISO mengukur sensitifitas dari sensor kamera. Prinsip yang digunakan sama dengan apa yang berlaku pada fotografi film, semakin rendah angka ISO maka semakin rendah juga tingkat ke-sensitifan kamera terhadap cahaya, dan semakin sedikit grain atau noise yang dihasilkan. Pengaturan ISO tinggi biasanya digunakan untuk mendapatkan kecepatan rana yang cepat pada kondisi ruangan yang kekurangan cahaya atau gelap, contoh: pada event olah raga indoor dan Anda ingin membekukan gerakan aksi para atlet, dan konsekuensinya adalah hasil jepretan yang memiliki noise. Dibawah ini merupakan ilustrasi dari hasil pemotretan dengan menggunakan ISO 50, 100, 200 dan 400.

ISO 100 pada umumnya diterima sebagai ukuran ISO yang normal dan akan memberikan hasil yang memuaskan, sedikit noise atau grain. Kebanyakan orang lebih memilih untuk mengatur ISO pada kamera mereka dengan 'Auto Mode', dimana kamera akan menentukan pengaturan ISO yang tepat berdasarkan kondisi pada saat pemotretan (setting secara otomatis serendah yang kamera bisa) tetapi kebanyakan kamera juga memfasilitasi Anda untuk menentukan pengaturan ISO Anda sendiri.
Ketika Anda ingin memiliki kendali penuh terhadap kamera, dan lebih memilih pengaturan ISO secara manual, Anda akan menjumpai bahwa itu akan berpengaruh terhadap aperture serta shutter speed, dan pengaturan ketiga-nya harus diselaraskan untuk mendapatkan exposure yang tepat. Sebagai contoh, jika Anda berniat meninggikan ISO dari 100 ke 400 maka Anda akan mendapatkan shutter-speed yang lebih atau aperture yang lebih kecil.
Ketika memilih pengaturan ISO alangkah lebih baiknya menanyakan hal-hal dibawah ini pada diri Anda sendiri:
  1. Cahaya - Apakah subyek foto cukup cahaya?
  2. Grain - Apakah Anda memang menginginkan foto dengan sedikit grain atau foto rendah noise?
  3. Tripod - Apakah Anda sedang menggunakan tripod?
  4. Subyek gerak - Apakah subyek foto Anda bergerak atau diam?
Jika ternyata subyek foto cukup cahaya, Anda ingin sedikit noise, menggunakan tripod, dan subyek Anda juga diam, kami rekomendasikan Anda untuk menggunakan pengaturan ISO rendah. 
Jika Anda dalam kondisi kurang cahaya, dan memang menginginkan nuansa noise/grain, tidak menggunakan tripod, atau subyek foto bergerak, Anda mungkin sebaiknya mempertimbangkan untuk meninggikan ISO yang berdampak pada kecepatan shutter yang lebih tetapi masih terexpose dengan baik. Konsekuensi dari meninggikan ISO ini tentu adalah hasil foto Anda akan lebih grain/noise
Berikut ini adalah contoh situasi-situasi yang mungkin membutuhkan ISO tinggi :
  1. Even olah raga indoor - subyek foto bergerak cepat dan Anda memiliki cahaya yang kurang
  2. Konser musik - kurang cahaya dan sering kali tidak boleh menggunakan flash
  3. Galeri seni, gereja, dan lain lain - Kebanyakan galeri memiliki peraturan yang melarang penggunaan flash, dan ruangan indoor bisa dipastikan kurang cahaya.
  4. Pesta ulang tahun - Penggunaan flash ketika klien yang berulang tahun sedang meniup lilin pasti akan merusak suasana bukan?
ISO merupakan aspek penting dalam fotografi digital dan untuk lebih memahaminya, Anda harus menguasai bagaimana melakukan pengaturannya pada kamera Anda. Lakukan percobaan atau eksperimen dengan memotret menggunakan pengaturan ISO yang berbeda, lihat bagaimana dampaknya terhadap foto-foto Anda
Lanjut Membaca »

Istilah-istilah dalam Photography


Dalam dunia fotografi, seorang fotografer tentu akrab dengan istilah-istilah fotografi, seperti ISO, AE, F, DOF, dan masih banyak lagi istilah lainnya. Bagaimana dengan para pemula-pemula yang baru saja mengenal ataupun baru dalam dunia fotografi, contohnya seperti saya, tentunya istilah-istilah ini masih dianggap asing, tapi teman-teman jangan berkecil hati, diblog ini saya akan membagikan berbagai tips dan trik mengenai fotografi, termasuk dengan istilah-istilah di dunia fotografi dari A-Z. Berikut istilah-istilah umum yang sering dijumpai dalam dunia fotografi:
A
Simbol untuk Auto yaitu mode otomatis penuh, mulai dari pengturan diafragma (Aperture), Sutter Speed, ISO, Flash, dan lain sebagainya.
ASA
Singkatan dari American Standards Assosiation atau disebut juga dengan istilah ISO (International Organisation of Stanrization) adalah parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat kepekaan dan sensitifitas film dari cahaya. Semakin rendah angka ASA / ISO (contoh 80), maka akan semakin rendah pula tingkat kepekaan cahya pada film. Semakin tinggi ASA / ISO (misal 1600), maka makin tinggi pila tingkat kepekaan cahya.
 
Aperture
Aperture adalah bukaan diafragma yang mengtur banyaknya cahaya yang akan diteruskan oleh lensa. Aperture dilambangkan dengan huruf F, contoh F2.8, F4, F5.6, F8 dan seterusnya. Semakin kecil angka f, maka bukaan diafragma akan semakin besar, sedangkan semakin besar angka f, maka bukaan diafragma akan semakin kecil.
 
AF
AFmerupakan istilah untuk Auto Focus atau fokus otomatis. AF adalah proses bekerjanya lensa secara otomatis untuk menemukan focus dari objek yang akan difoto dengan cara menekan setengah dari tombol Shutter.
 
AV Priority
Merupakan pengturan kamera yang lebih memprioritaskan besarnya bukaan diafragma (Aperture), sementara Shutter Speed akan menyesuaikan secara otomatis.
 
Blitz
Blitz disebut juga dengan flash, adalah cahaya kilat yang berguna untuk membantu pencahyaan pada objek ketika tombol shutter ditekan.
Bounce
Bounce adalah cahaya flash yang dipantulkan, sehingga cahaya tersebut tidak langsung memancar ke objek. Tujuan menggunakan bounce adalah agar cahaya yang di hasilkan lebih lembut (Soft) dan merata.
 
Back light
Backlight adalah sumber cahaya yang berada dibelakang objek, sehingga akan menghasilkan effek siluet (Silhouete) pada foto.
 
Bulb
Bulb adalah Shutter Speed yang di tentukan sesuai dengan lamanya menekan tombol Shutter.
 
CCD
CCDatau Charge Couple Device digunakan sebagai media penangkap cahaya atau gambar pada kamera digital.
 
CMOS
CMOS adalah singkatan dari Complementary Metal Oxide Semiconductor, berfungsi sama dengan CCD, hanya saja konsumsi daya yang dibutuhkan lebih rendah.
 
DOF
Singkatan dari Depth of Field, biasa disebut dengan ruang tajam, yaitu ruang tertentu pada gambar tampak lebih tajam, sehingga terlihat detailnya, sementara ruang yang lain akan tampak lebih buram (blur). 
Diafragma merupakan istilah lain dari Aperture.
 
Evaluative
Evaluative adalah istilah untuk pengukuran cahaya pada seluruh area gambar.
 
EXIF
EXIF merupakan singkatan dari Exchangeable Image File, yaitu informasi yang terekam pada saat pengmbilan foto, yaitu berupa waktu, jenis kamera, aperture,Shutter Speed, dan lain sebagainya.
 
Exposure
Exposure adalah istilah untuk menyebut banyaknya cahaya yang tertangkap pada sensor kamera.
 
Exposure Compensation
Exposure Compensation adalah istilah untuk mengatur kompensasi cahaya sesungguhnya agar menjadi lebih terang atau gelap.
 
Focal Length
Focal Length merupakan panjang focal atau fokus, yaitu jarak antara lensa dengan titik focus pada sensor.
 
Fix Lens
FixLens adalah istilah untuk lensa Fix tau tetap, tidak dapat diatur jarak focalnya.
 
Flash
Flash merupakan istilah lain untuk Blitz.
 
Hot Shoe
HotShoe merupakan istilah untuk dudukan tempat flash tambahan.
 
ISO
Merupakan istilah lain untuk ASA.
 
M
M merupakan singkatan dari Manual, yaitu pengaturan kamera yang dilakukan secara manual, baik berupa Aperture, shutter Speed, metering, focus,dan lain sebagainya.
 
Metering
Metering adalah prioritas pengukuran cahaya yang umumnya terdiri dari 3, yaitu Evaluative, Center weight, dan Spot.
 
MF
Adalah istilah untuk Manual Focus, yaitu focus yang diatur dengan cara manual dengan memutar focal lenght pada lensa. Kebalikan MF adalah AF (Auto Focus).
 
Macro
Macro adalah teknik pengambilan foto dimana focus gambar hanya pada objek, sehingga dihasilkan gambar detail pada objek.
 
OE
OE merupakan singkatan dari Over exposure, yaitu cahaya yang masuk terlalu banyak, sehingga bagian yang terang akansemakin terang dan cenderung silau dan berwarna putih.
 
P
P merupakan singkatan dari Program, yaitu mode pada kamera yang secara otomatis akan mengatur pembuakaan diafragma (Aperture) dan Shutter Speed sesuai dengan kondisi cahaya pada saat objek gambar tersebut terekam. Pengaturan pencahayaan hanya dapat diatur pada Exposure compensation.
 
Rana
Merupakan istilah lain untuk Shutter, yaitu tirai yang dapat membuka dan menutup untuk mengtur banyaknya cahaya yang masuk kesensor. Semakin lama bukaan rana, maka cahaya yang masuk akan semakin banyak, kecepatan rana (Shutter Speed) menggunakan satuan detik.
Red Eye
RedEye merupakan efek merah pada mata ketika pengambilan gambar yang dilakukan pada tempat gelap atau pada malam hari.
 
TV
Merupakan istilah untuk mode Shutter Speed priority, yaitu pengaturan kamera lebih diprioritaskan pada kecepatan bukaan rana (Shutter), sementara bukaan diafragma (Aperture) akan menyesuaikan secaraotomatis.
 
Tele Lens
Adalah istilah untuk lensa tele, yaitu lensa yang digunakan untuk mendekatkan objek yang jauh.
 
TTL
TTL merupakan singkatan dari Trough The Lens, yaitu pengukuran cahaya yang dilakukan melalui lensa.
 
USM
USM adalah singkatan dari Ultrasonic Motor,yaitu motor penggerak dengan kecepatan dan akurasi yang tinggi, yang terdapat pada lensa. Motor ini akan bekerja ketika lensa di set pada mode AF (Auto Focus).
 
Under Exposure
Under Exposure adalah istilah untuk hasil foto yang tampak lebih gelap dari aslinya.
 
View finder
View finder merupakan sebutan untuk jendela bidik yang terdapat pada kamera.
 
Wide Angle
Wideangle adalah istilah untuk sudut yang lebar dan objek tampak menjadi lebih kecil dan jauh.
 
Zoom
Zoom merupakan istilah pada pengturan jarak dengan cara memutar (memajukan-memundurkan) fokal (FocalLength) pada lensa.
Lanjut Membaca »